Blog
News

SHI Gelar Lokakarya Nasional Bahas Penguatan Jabatan Hakim
Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) menggelar Lokakarya Nasional dengan mengangkat tema besar tentang penguatan jabatan hakim di Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya. Acara yang berlangsung pada Sabtu (3/5) ini diikuti oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari para hakim, akademisi, dan pemerhati hukum dari berbagai penjuru Indonesia.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Muhammad Adiguna Bimasakti, selaku Perwakilan Tim Koordinator SHI sekaligus Ketua Panitia. Dalam sambutannya, Bimasakti menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan forum ilmiah yang lahir dari semangat kolektif para hakim untuk memperjuangkan independensi, kesejahteraan, dan integritas profesi hakim di Indonesia.
“Lokakarya ini adalah suatu awal yang baik untuk mengundang para hakim dan masyarakat mengemukakan pemikiran kritis dalam hubungan dengan jabatan hakim,” ujar Bima dalam pidatonya.
Acara yang menandai kiprah awal SHI ini juga dirangkaikan dengan peluncuran resmi Website Solidaritas Hakim Indonesia, serta peluncuran bunga rampai berjudul “Bunga Rampai Solidaritas Hakim Indonesia Tahun 2025” yang memuat makalah-makalah dari 12 pemakalah terpilih. Seluruh karya tersebut mengulas isu-isu strategis dalam penguatan posisi hakim, mulai dari aspek regulasi, kelembagaan, hingga etika profesi.
Lokakarya ini juga menghadirkan pidato kunci dari sejumlah tokoh penting seperti Ketua Mahkamah Agung RI yang diwakili oleh Dr. H. Sobandi, S.H., M.H. (Kabiro Humas MA), Ketua Umum IKAHI Dr. Yassardin, serta Komisioner Komisi Yudisial RI, Binziad Kadafi, Ph.D.
Selanjutnya SHI menegaskan bahwa perjuangan untuk memperjelas status jabatan hakim sebagai pejabat negara dan mendorong lahirnya Undang-Undang Jabatan Hakim akan terus diupayakan secara kolektif bersama Mahkamah Agung dan IKAHI.
Dalam akhir sambutannya, Bima berharap lokakarya ini menjadi ruang intelektual yang terbuka dan produktif. “Semoga lokakarya ini menjadi ruang intelektual yang terbuka, tajam, tapi tetap menjunjung etika akademik, demi cita-cita bersama: peradilan yang independen, sejahtera, dan berintegritas.”
Di akhir acara, sebagai bentuk apresiasi panitia akan memberikan sertifikat kepada seluruh peserta dan membagikan bunga rampai kepada empat peserta yang paling aktif berdiskusi dalam dua sesi yang digelar. Lokakarya ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjuangan bersama mewujudkan badan peradilan yang agung.